PENDAHULUAN
BUDAYA
ORGANISASI KUAT DAN LEMAH
A.
Latar
Belakang
Sebuah organisasi mempunyai budaya masing-masing. Ini
menjadi salah satu pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
Budaya sebuah organisasi ada yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada
juga yang tidak sesuai sehingga seorang anggota baru atau karyawan yang tidak
sesuai dengan budaya organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan kalau dia
ingin bertahan di organisasi tersebut.
Budaya organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi
terkenal dan bertahan lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi
dapat menjadi pendukung organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai
dengan perkembangan zaman. Maksudnya tidak dapat menyocokkan diri dengan
lingkungannya, dan lebih ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau menyesuaikan
budaya nya dengan perkembangan zaman karena dia merasa paling benar.
Dalam keadaan inilah anggota tidak akan mendapatkan kepuasan
kerja. Memang banyak faktor lain yang menyebabkan anggota tidak memperoleh
kepuasan kerja, tapi faktor budaya organisasi merupakan faktor yang utama.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa
yang dimaksud dengan Budaya Organisasi ?
2. Apa
yang dimaksud Budaya organisasi Kuat dan Lemah ?
3. Apa
perbandingan Budaya organisasi Kuat dan lemah ?
4. Apa
yang dimaksud Struktur Budaya Organisasi ?
C.
Tujuan
Dengan
makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bagaimana Budaya Organisasi Kuat
dan Lemah di dalam suatu perusahaan.
PEMBAHASAN
BUDAYA
ORGANISASI KUAT DAN LEMAH
A.
Pengertian
Budaya Organisasi
Budaya merupakan suatu istilah deskriptif yang dapat
didefinisikan sebagai nilai-nilai berkehidupan bersama, sedangkan organisasi
adalah suatu system perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Stephen P Robbins, budaya organisasi adalah suatu
persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi. Budaya organisasi
mengacu pada suatu system makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang
membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain atau merupakan
seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu.
Budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk mempertinggi
komitmen organisasi dan meningkatkan eksistensi perilaku karyawan. Tetapi perlu
diwaspadai juga aspek-aspek budaya organisasi yang berpotensi disfungsional
terutama aspek yang besar terhadap keefektifan sebuah organisasi. Setiap
organisasi mempunyai karakteristik masing-masing dengan kata lain, masing-masing
organisasi mempunyai karakteristik yang berbeda yang dianut oleh semua
anggotanya.
Budaya organisasi adalah nilai inti yang disepakati bersama
oleh para anggota sehingga nilai inti tersebut dihargai oleh semua anggota
organisasi. Budaya organisasi ini diturunkan dari para pendiri organisasi dan
diteruskan oleh para penerusnya serta dipertahankan oleh seluruh anggota
organisasi, misalnya sebuah perusahaan terkenal dengan kecepatan pelayanan dan
paling berani mengambil resiko, karakter tersebut dipertahankan oleh seluruh
anggoota organisasi sehingga secara terus menerus tercipta dan berkembang
serta dimodifikasi sehingga dapat menuntun seluruh anggota organisasi.
B.
Budaya
Kuat Vs Budaya Lemah
Menurut
Robbins (2003) budaya kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku
karyawan dan lebih langsung terkait dengan pengurangan tingkat keluar masuknya
karyawan. Dalam budaya kuat, nilai inti organisasi dipegang secara mendalam dan
dianut bersama secara meluas. Budaya kuat akan mempuyai pengaruh yang besar pada
perilaku anggota-anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas
akan menciptakan iklim internal atas pengendalian perilaku yang tinggi. Thompson,
Strickland dan Gamble (2010) yang dikutip oleh Febriana, (2012) menyebutkan
Tiga faktor yang mendorong terbentuknya budaya kuat didalam perusahan, yaitu :
1. Seorang
pendiri atau pemimpin yang kuat yang menetapkan nilai-nilai, prinsip, dan
praktek yang konsisten serta mengingat kebutuhan pelanggan, kondisi persaingan,
dan kebutuhan strategis.
2. Sebuah
komitmen perusahan yang tulus untuk menjalankan usaha sesuai dengan
tradisi-tradisi yang dibentuk, sehingga menciptakan lingkungan internal yang
mendukung pengambilan keputusan dan strategi berdasarkan norma-norma budaya.
3. Perhatian
perusahaan terhadap kesejahteraan pelanggan, karyawan dan pemegang saham. Begitupula
sebaliknya, kurangnya prinsip bersama yang konsisten didalam perusahaan,
tentunya akan menjadikan budaya menjadi lemah, hal ini biasanya disebabkan oleh
perbedaan nilai-nilai dan pandangan antara CEO dan anggota perusahaan yang lain
tentang bagimana bisnis perusahaan seharusnya dilakukan, Thompson, Strickland
dan Gamble, 2010). yang dikutip Febriana (2012).
Sebuah
organisasi tidak hanya membutuhkan budaya yang kuat, namun juga membutuhkan budaya
yang sehat. Budaya kuat mempunyai dampak positif ataupun negatif. Jika budaya
kuat namun tidak sehat atau beracun (toxic) maka budaya akan membawa
bencana. Tetapi jika budayanya sehat (healthy) maka budaya akan membawa
kesejahteraan (Tjahjono, 2010).
Sebaliknya organisasi
yang berbudaya lemah, nilai-nilai yang dianut tidak begitu kuat sehingga
jatidiri organisasi tidak begitu menonjol dan kemungkinan besar nilai-nilai
yang dianut pun berubah setiap pergantian pimpinan atau sesuai dengan kebijakan
pimpinan yang baru. Karakteristik khas dari sebuah budaya
perusahaan yang tidak sehat adalah memiliki ciri-ciri budaya kontraproduktif
yang berdampak buruk pada iklim kerja dan kinerja. Empat sifat khusus berikut
terdapat pada budaya yang tidak sehat Thompson, Strickland dan Gamble, (2010)
yang dikutip Febriana (2012) adalah :
1. Lingkungan
internal yang sangat politis di mana banyak terjadi masalah yang diselesaikan
dengan pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan individu atau kelompok
yang memiliki kekuatan politik yang paling kuat.
2. Terjadi
permusuhan dan kewaspadaan terhadap orang yang memperjuangkan cara-cara baru
dalam melalukan tindakan didalam perusahaan.
3. Adanya
pola pikir didalam perusahaan yang menolak untuk mencari dan mengikuti
perkembangan yang terjadi diluar perusahaan terhadap cara-cara praktek bisnis
terbaik, pendekatan manajerial baru dan ide-ide inovatif.
4. ketidakpedulian
terhadap standar etika yang tinggi dan terlalu bersemangat mengejar kekayaan
dan status dibagian eksekutif kunci.
Ciri-ciri
Budaya Organisasi Kuat adalah sebagai berikut:
- Anggota-anggota
organisasi loyal kepada organisasi.
- Pedoman
bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan
jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam
perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.
- Nilai-nilai
yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati
dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh
orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.
- Organisasi
memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi dan secara
sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan.
- Dijumpai
banyak ritual, mulai dari ritual sederhana hingga yang mewah.
- Memiliki
jaringan kultural yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawan.
Ciri-ciri
Budaya Organisasi Lemah adalah sebagai berikut:
- Mudah
terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.
- Kesetiaan
kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi.
- Anggota
organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk
kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.
Langkah-Langkah Kegiatan Untuk Memperkuat Budaya
Organisasi
1.
Memantapkan
nilai-nilai dasar budaya organisasi
2.
Melakukan
pembinaan terhadap anggota organisasi
3.
Memberikan
contoh atau teladan
4.
Membuat
acara-acara rutinitas
5.
Memberikan
penilaian dan penghargaan
6.
Tanggap
terhadap masalah eksternal dan internal
7.
Koordinasi
dan control
C.
Perbandingan
antara Budaya Kuat dan Budaya Lemah di dalam Organisasi
Adapun
beberapa perbandingan budaya kuat dan budaya lemah didalam organisasi sebagai
berikut :
1. Budaya
organisasi yang kuat
·
Budaya yang menanamkan nilai-nilai utama
secara kokoh dan diterima secara luas dikalangan para karyawan serta setiap
orang yang bekerja di dalam suatu perusahaan atau organisasi dan memiliki
pengaruh yang lebi besar terhadap perilakunya.
·
Nilai-nilai bias diterima secara luas.
·
Budaya memberikan pesan yang konsisten
kepada para karyawan mengenai apa yang dipandang berharga dan penting.
·
Para karyawan sangat mengidentikkan jati
diri mereka dengan budaya rganisasi.
·
Terdapat kaitan yang erat diantara
penerimaan nilai-nilai dan perilaku para anggota organisasi.
2. Budaya
Organisasi yang Lemah
·
Budaya yang tidak menanmkan
nilai-nilaiutama secara kokoh dan tidak bias diterima secara luas dikalangan
para karyawan serta setiap orang yang bekerja di dalam suatu perusahaan atau
organisasi sehingga tidak memiliki pengaruh yang lebih terhadap perilakunya.
·
Nilai-nilai hanya dianut oleh segolongan
orang saja didalam organisasi, biasanya kalangan manajemen puncak.
·
Para karyawan tidak begitu peduli dengan
identitas budaya organisasi mereka.
·
Tidak ada kaitan yang kuat diantara
perilaku para anggota organisasi.
D. Hubungan Struktur dan Budaya
Organisasi
Organisasi dan variable- variable oranisasi merupakan dua
hal yang tidak bisa dipisahkan, karena variable- variable organisasi merupakan
unsur- unsur pembentuk sebuah organisasi. Organisasi tidak akan terbentuk tanpa
variable- variable organisasi. Dalam hal ini ada du avariabel
yang berhubungan yaitu struktur dan budaya organisasi. Organisasi yang baik tentu memiliki stuktur organisasi
yang baik. Struktur organisasi yang baik tentu akan menciptaka keteraturan yang
kemudian membentuk perilaku organisasi yang baik. Perilaku organisasi tentu
dipengruhi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi yang baik tentu menciptakan
perilaku organisasi yang baikpula. Kemudian untuk mengikuti perkembangan zaman
tentu organisasi harus melakukan perubahan. Jadi struktur
dan budaya organisasi adalah
mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi dan saling melengkapi
yang dib ant oleh adanya perilaku dan perubahan.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara
tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada
siapa.
Adapun Faktor-faktor
yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
§
Strategi
organisasi pencapaian tujuan.
§
Perbedaan
teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk struktur organisasi.
§
Kemampuan
dan cara berfikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan
sekitarnya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
§
Besarnya
organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
PENUTUP
BUDAYA
ORGANISASI KUAT DAN LEMAH
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa pokok kesimpulan
sebagai berikut:
1. Budaya perusahaan tidak muncul
dengan sendirinya di kalangan anggota organisasi, tetapi perlu dibentuk
dan dipelajari karena pada dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan
nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua
anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
2. Budaya perusahaan sangat penting
peranannya dalam mendukungterciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang
efektif. Secara lebih spesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam
menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan
perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan.
3. Budaya
kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku karyawan dan lebih
langsung terkait dengan pengurangan tingkat keluar masuknya karyawan. Sebaliknya organisasi
yang berbudaya lemah, nilai-nilai yang dianut tidak begitu kuat sehingga
jatidiri organisasi tidak begitu menonjol dan kemungkinan besar nilai-nilai
yang dianut pun berubah setiap pergantian pimpinan atau sesuai dengan kebijakan
pimpinan yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Edy Sutrisno, MSi, Budaya Organisasi, Kencana Prenadda
Media Group, 2010
Wirawan, Bdaya dan Iklim Organisasi, Teori Aplikasi dan
Penelitian, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007
Tidak dipungkiri kalau Indonesia jadi negara dgn bermacam macam suku & kekayaan adat juga budayanya sejak dahulu. Maka dari itu, kita sebagai warga Indonesia patut berbangga dan terus mencintai tanah air tercinta ini. Dan ingat satu hal "Bangsa Yang Besar Itu Adalah Bangsa Yang Menghargai Budayanya". Majulah Indonesiaku dengan beragam suku bangsamu.
BalasHapuscara mengobati vertigo | pengobatan kanker serviks | obat gula darah tinggi | obat nyeri otot dan sendi
pengetahuan ekonomi yang sangat bermanfaat
BalasHapusBorgata Hotel Casino & Spa - MapYRO
BalasHapusFind your way around 서산 출장마사지 the casino, find where everything is located with Mapyro® 하남 출장안마 interactive 경주 출장마사지 driving directions, and 대전광역 출장마사지 provide road conditions to safely 부천 출장마사지 and safely